Inlay merupakan tambalan yang dibentuk diluar mulut dengan jalan membuat model malam terlebih dahulu atau tidak, dapat bersifat logam maupun non logam dan disemen pada kavitas. Sebelum resin ditemukan, porselen merupakan bahan dasar dari restorasi gigi dalam bentuk porselen murni. mahkota porselen murni yang pertama dibuat oleh Land pada tahun 1889, di mana sebelumnya pada tahun 1884 ia menggunakan dapur gas untuk melebur porsele tahun 1894, L.E . Custer menggunakan dapur api listrik. tahun 1898 pertama kali ditemukan low-fusing porselen untuk membuat inlay.  Dengan diperkenalkannya pewarnaan mineral pada tahun 1904, memungkinkan bagi operator untuk membuat inlay porselen dan mahkota gigi yang dianggap sebagai seni keramik yang bermutu tinggi. Dari segi estetis, memang tidak ada yang menandingi, tetapi karena sulit untuk mendapatkan warna yang baik, dan kerena perlu keahlian khusus dalam manipulasi, maka penggunaan porselin menjadi sangat terbatas.

sejak tahun 1959 penggunaan resin akriilik sebagai bahan restorasi yang cepat mendapat tempat di dalam dunia kedokteran gigi. Resin akrilik merupakan bahan sintetis  dari Asam Akrilik yang secara kimia dikenal dengan nama methyl methacrylate. bahan ini terdiri dari monomer, bahan cair dan polimer, bahan bubuk dalam bentuk sederhana, yang bila berpadu akan memebntuk resin yang keras. faktor yang digunakan untuk memindahkan panas dalam reaksi pengerasan resin akrilik dikenan sebagai sistem aktivator.

menurut Marrant ada 3 sistem aktivator yaitu:

  1. Amine tertier yang dilarutkan pada cairan monomer dan benzoil peroxida yang dicampur dengan bubuk polimer. reaksi antara monomer dan polimer akan menghasilkan oksigen, yaitu initiator dari reaksi polimerisasi.
  2. sistem kedua adalah kesanggupan dari asam sulfonik untuk mempolimerisasikan methyl methacrylate tanpa bantuan zat-zat lain.
  3. sistem ketiga adalah modifikasi dari sistem pertama dimana dasar dari sistem amina peroxida telah diubah menjadi sulfur peroxida.

walaupun ketiga sistem itu telah sering digunakan namun perlu diingat bahwa ada kesulitan yang besar yang tak dapat dihilangkan yaitu, penyusutan methyl methacrylate yang terjadi selama polimerisasi.

KEBAIKAN DAN KEBURUKAN INLAY PORSELEN DAN INLAY AKRILIK

INLAY PORSELEN

Keuntungan :

  • Warnanya dapat disesuaikan dengan warna gigi
  • Daya kondensasinya rendah dan tolerandi dari jaringan lunak sangat baik
  • permukaannya licin seperti kaca

Kerugian :

  • Ketahanan yang rendah terhadap benturan
  • Kurang dapat beradaptasi terhadap dinding kavitas
  • untuk pembuatannya dibutuhkan suatu tungku yang special (khusus)

INLAY AKRILIK

Keuntungan :

  • pembuatannya hanya memerlukan waktu yang singakat
  • warna dipilih sesai dengan warna gigi

Kerugian :

  • daya estetika kurang, karena itu akan mudah terlepas dari gigi
  • mudah menjadi aus bila digunakan untuk mengunyah

Pada umur dibawah 10 tahun tidak dianjurkan menggunakan bahan tambalan ini karena pada pasien muda tingkat insidens kariesnya masih tinggi.

INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI INLAY LOGAM

INDIKASI :

  1. Untuk karies yang besar dan dalam, terutama yang meuluas sampai ke aproksimal
  2. sebagai penyangga bridge
  3. gigi yang mengalami abrasi yang luas atau pada karies yang lebar meskipun masing dangkal
  4. pada gigi yang menerima tekanan oklusi yang besar,
  5. pada kasus kasus dimana di perlukan :
  • perlindungan terhadap jaringan periodontal
  • kontak yang lebih baik dengan gigi tetangga
  • menghindari terjadinya penimbunan sisi makanan

6. untuk menambah tambalan pada kelas IV

7. bila keadaan sosial ekonomi pasien mengijinkan

KONTRA INDIKASI:

  1. kebersihan rongga mulut yang jelek
  2. pada pasien dengan insident karies yang tinggi
  3. pada pasien muda dibawah 10 tahun

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI DARI INLAY PORSELEN DAN INLAY AKRILIK

INDIKASI:

  1. pada kasus dimana faktor estetik sangat penting diperhatikan
  2. pada daerah yang mengalami erosi disebbabkan oleh cara menyikat gigi yang salah
  3. pada kavitas yang besar di permukaan proksimal gigi depan

KONTRA INDIKASI :

  1. Pada kleas I, II, IV

 

Sumber : Tarigan R., 1993, Tambalan Inlay, Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta